ATOMA UTERI  

Rabu, 13 Agustus 2008

Pengobatan perdarahan Post Partum pada atonia uteri tergantung pada banyaknya perdarahan dan derajat atonia uteri di bagi 3 tahap.

Tahap I : Perdarahan yang tidak begitu banyak dapat di atasi dengan cara pemberian uterotonika, menurut rahim (masase) dan memasang dan gurita.

Tahap II : Bola perdarahan belum berhenti dan bertambah banyak selanjutnya berikan infuse dan tranfusi darah dan dapat di lakukan.

- Perasat (maneuver) zangemeister

- Pirasat (maneuver fritch

- Kompresi bimanval

- Kompresi aorta

- Temponade utero vaginal

- Jepitan uteri uterine dengan cara henkel

Tempoinade utero – vaginal walaupun secara fisiologis tidak tepat hasilnya masih memuaskan, terutama di daerah pedesaan dimana fasilitas lainnya sangat minim / tidak ada.

Tahap III : Bila semua upaya diatas tidak menolong juga, maka usaha terakhir adalah menghilangkan sumber perdarahan, dapat di tempuh dengan 2 cara yaitu dengan meligasi arten hipogastrika / histerektomi.

Prognosis

Tadjuluddin (1965)

Perdarahan Post Partum masih merupakan ancaman yang tidak terduga perdarahan past partum masih merupakan salah satu sebab kematian ibu yang penting. Sebaliknya menurut pendapat para ahli kebidanan modern. Pendarahan postpartum tidak perlu membawa kematian pada ibu bersalin. Pendapat ini memang benar bila kesadaran masyarakat tentang hal ini sudah tinggi dan dalam klinik tersedia banyak darah dan cairan serta fasilitas lainnya.

Bagian Tatalaksana perdarahan karena otoni uteri bagan sikap bidan menghadapi atonia ulteri.

Langkah – langkah untuk menanggani perdarahan atonia uteri dengan sikap badan.

  1. Meningkatkan upaya preventif

- Meningkatkan penerimaan gerakan keluarga berencana sehingga memperkecil jumlah grade multi para dan memperpanjang jarak hamil.

- Melakukan konsultasi / merujuk kehamilan dengan overdistensi uterus: hidominan dan kehamilan ganda dengan dugaan senin besar (makrosomia).

- Mengurangi peranan pertolongan persalinan oleh dukun.

  1. Bidan dapat segera melakukan rujukan penderia dengan dahulu tindakan ringan : memasang infuse – memberikan cairan pengganti.
  2. Memberikan uterotonika intra muscular intravena / dengan drip.
  3. Melakukan masase uternus sehingga kontraksi otot rahim makin cepat dan makin kuat.
  4. Penderita sebaiknya di antar.

Teknik kompresi Qorta Abdominalis.

Peralatan yang di perlukan untuk dapat melakukan kompresi aorta abdominalis tidak ada, kecuali sedapat mungkin teknik yang benar, sehingga aorta benar-benar tertutup untuk sementara waktu sehingga perdarahan karena otonia uteri dapat di kurangi.

Tata cara komperesi aorta abdominalis.

1.Tekanlah aorta abdominalis diatas utenus dengan kuat dan dapat dibantu dangan tangan kiri selama 5 s/d 7 menit.

2.Lepaskan tekanan sekitar 30 sampai 60 detik sehingga bagian lainnya tidak terlalu banyak kekurangan darah.

3.tekanan aorta abdominalis Undang-Undang Republik Indonesia Nomor ntuk mengurangi perdarahan bersifat sementara sehingga tersedia waktu untuk memasng infuse dan memberikan uterotonika secara intravena.

Teknik kompresi utenus bimanual

Kompresi utenus secara bimanual merupakan usaha untuk menyehatkan perdarahan sementara, dengan jalan melipat utenus yang lembek antara dua tangan ( di dalam) dan tangan luar yang melipat utenus dari luar pada fundus uteri. Sementara itu pemasangan infuse dan upaya tranfusi tetap di laksanakan.

Teknik kompresi uterus bimanual.

1.Bersihkan dan desinfeksi genitalia bagian luar

2.Sarung tangan dipasang pada tangan kiri ( kalau darurat dapat tanpa sarung tangan dan masukkan tangan ke dalam vagina.

3.Keplakan tangan dan tekan fornis anterior.

4.Tangan luar memegang fundus uteri bagian belakang dan melipatnya ke tanggan kiri yang berada di dalam vagina.

5.Kedua tangan dapat pula melakukan masase, sehingga merangsang kontraksi otot rahim untuk menghentikan perdarahan.

6.Kompresi bimanual ini dapat langsung lebih dari ½ jam

7. Apabila gagal menghentikan perdarahan maka histerektomi merupakan pilihan terakhir.

AddThis Social Bookmark Button

Email this post


0 komentar: to “ ATOMA UTERI