TEMUAN BARU DI BIDANG PELAYANAN KEBIDANAN  

Senin, 08 September 2008

PENDAHULUAN

Sampai saat ini pelayanan kehamilan selesai dengan terjadinya persalinan dan keefektivan pelayanan antenatal dinilai dari lancar tidaknya persalinan, BBL tidak BBLR, nilai Apgar yang baik dan sebagainya yang merupakan pandangan yang terlalu ”medikal”. Temuan baru membuktikan bahwa kehamilan dan persalinan tidak hanya peristiwa medikal tetapi mental dan sosial yang kurang diperhatikan dalam pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Hal ini juga tidak sesuai dengan definisi sehat yang seharusnya juga meliputi sehat mental dan sehat sosial.

Peran bidan, dokter ,Sp OG dan Sp A dalam pelayanan kesehatan maternal dan neonatal tidak dapat diragukan lagi namun hal itu tidak hanya untuk mendapatkan ibu dan janin- bayi yang sehat saja, perlu ditambah dengan bayi yang cerdas, yang termasuk aspek sehat mental dan sosial: penerimaan dan ikatan.

Mudah-mudahan tulisan ini dapat menggugah provider di bidang kesehatan maternal dan neonatal untuk lebih sayang ibu dan jnain – neonatus.



TEMUAN BARU MENGENAI KEHAMILAN

Kehamilan saat ini ternyata mempunyai pengaruh yang jauh lebih dramatis dari yang diperkirakan selama ini misalnya mengenai pertumbuhan otak bayi yang dulu dianggap mempunyai pertumbuhan maksimal (brain spurt/ golden period) 2 tahun pertama, ternyata sekarang harus dianggap sebagai 2 tahun + 280 hari selama dalam kandungan. Dalam 280 hari kehamilan terjadi pertambahan jumlah sel syaraf, berpindahnya sel yang baru dibentuk ke tempat berfungsi, diferensiasi dan kematian sel terprogram yang akan berhenti sebelum persalinan sehingga jumlah sel syaraf bayi baru lahir sama atau lebih banyak dibanding saat meninggal.

Adanya dampak jangka panjang (saat dewasa) dari bayi yang mengalami penyulit hambatan pertumbuhan selama kehamilan merupakan bukti nyata peran kehamilan yang sangat penting- seperti yang diteorikan dan dibuktikan oleh David Barker – ahli epidemilogi dari Inggris. Janin yang mengalami hambatan pertumbuhan selama hamil, lebih mudah menderita diabetes, penyakit jantung dan hipertensi saat usia lebih muda. Hal yang sama juga terjadi pada bayi dari ibu yang mengalami penyulit diabetes mellitus (DM gestasional) dimana bayi makrosomia tersebut akan mudah mengalami DM nyata (overt DM) dan obesitas.

Pembentukan kepribadian juga dimulai sejak kehamilan bukan sesudah lahir, ada penulis yang menyatakan bahwa: Hanya karena dia belum bisa bicara dia dianggap tidak mengerti



TEMUAN BARU MENGENAI PERAN JANIN

Dulu janin dianggap tidak mempunyai peran atau bagian pasif dalam kehamilan kemudian dianggap sebagai parasit, dianggap sebagai pasien (Fetus as patient) dan akhirnya dianggap sebagi person (pribadi tersendiri); saat ini janin ternyata merupakan bagian aktif bahkan dirigen dari orkestrasi kehamilannya misalnya sejak pembuahan janin sudah memerintahkan ibu untuk menyiapkan endometrium untuk implantasi (desidua), mengurangi reaksi imunologis terhadap dirinya karena sebgain dirinya merupakan bagian dari ayah yang merupakan benda asing, memberikan sebagian bahan yang diproduksinya untuk mempertahankan kehamilan (sintesis hormon kehamilan) dan akhirnya persalinan dan produksi ASI yang distimulasi oleh perintah dari janin. Tentunya perintah atau komunikasi ini terjadi di tingkat biomolekuler dan merupakan awal dari terbentuknya sistim komunikasi janin ibu yang akan berlanjut menjadi ikatan antara ibu dan anak yang akan terjalin seumur hidup.

Freud menyatakan bahwa pembentukan kepribadian terjadi melalui tahapan sesudah lahir namun harus ditambahakan 280 hari dalam kandungan. Ibu-ibu yang selama kehamilannya mengalami kekerasan dalam rumah tangga melahirkan bayi dengan kepribadian yang kurang baik. Stres maternal terutama yang berulang dan berat langsung mengenai janin dan berdampak berat karena sistim pertahanan psikologisnya masih belum terbentuk secara sempurna.



TEMUAN BARU MENGENAI KEMAMPUAN JANIN

Dulu janin dianggap tidak bisa apa-apa karena bayi baru lahir saja hanya bisa menangis apalagi janin dalam kandungan ternyata data terakhir menyatakan bahwa:

Janin dalam kandungan sudah dapat mendengar sejak minggu ke 18

Janin dalam kandungan bisa merasa nyeri meskipun otaknya masih terus tumbuh

Janin dalam kandungan mempunyai kemampuan mengingat

Janin dalam kandungan mempunyai kemampuan belajar

Janin dalam kandungan bisa beradapatasi

Janin dalam kandungan bisa bertahan hidup



TEMUAN BARU MENGENAI ANTENATAL

Making pregnancy safer menggaris bawahi bahwa semua kehamilan harus didingikan dan semua persalinan ditolong oleh tenaga terlatih, satu hal yang menujukkan kurang pekanya kita terhadap aspek lain dari kehamilan. Memang angka kematian maternal masih tinggi namun itu hanya 10 % dari seluruh kehamilan/ persalinan, hal tersebut jangan sampai membuat pandangan bahwa kehamilan adalah peristiwa yang membahayakan padahal ”hanya” 10 % yang berpenyulit tetapi sebagian besar bisa tanpa penyulit. Hal ini ditambah dengan maraknya tuntutan terhadap provider akhir-akhir ini sehinga ada beberapa dokter atau provider lain yang mengambil sikap ”defensive medicine”: semua membahayakan yang tentunya kurang baik dalam upaya mencerdaskan masyarakat.

Menurut hemat kami, kehamilan mestinya sesuatu yang membahagiakan bukan membahayakan sehingga asuhan antenatal harus melibatkan seluruh anggota keluarga, suami diajak mengikuti ”maternal class”, senam hamil dan persiapan persalinan sehingga saat persalinan bersedia ikut masuk kemaar bersalin dan memberi dorongan terhadap istri.

Mengingat pentingnya saat kehamilan, maka perlu dilakukan stimulasi terhadap janin untuk mendapatkan bayi yang lebih sehat dan lebih cerdas



TEMUAN BARU MENGENAI PERSALINAN

Saat ini persalinan dianggap terbaik bila dilakukan di rumah sakit dengan peralatan yang lengkap sehingga bila terjadi sesuatu dapat dilakukan pertolongan secara cepat. Namun ada yang hilang dari pelayanan di rumah sakit, yaitu pandangan bahwa persalinan adalah peristiwa medikal saja kurang sentuhan mentaldan sosial yangs eharusnya dapat dikurangi dengan membolehkan suami masuk mendampingi istrinya di saat melahirkan buah hatinya.

Pendampingan oleh suami ternyata dapat mengurangi nyeri persalinan, mengurangi lamanya persalinan dan mengurangi distosia dan frekuensi persalinan sesar.

Pemilihan posisi persalinan pada kala II juga dapat mempercepat proses persalinan- ibu melahirkan hendaknya dianjurkan untuk memilih posisinya sendiri dan posisi dorsolitotomi yang selama ini dilakukan hanyalah menguntungkan penolong bukan penderita tanpa meningkatkan ruptura perinei berat.



TEMUAN BARU MENGENAI PENANGANAN BBL

Dulu selalu dilakukan penialian dengan nilai Apgar dan selanjutnya diubah dengan dari AAFP- NRP –Katwinkel bahwa penilaian dilakukan pada menit ke 0 bukan menit pertama dan ke lima karena sudah terlambat 2 kali 30 detik pertama bil memakai nilai Agar.

Namun adanya persalinan dalam air dan ”diving reflex” yang dimiliki bayi usia kurang dari 6 bulan menyadarkan kita bahwa pengetahuan kita (terutama ahli dari negara maju) mengenai maturasi sitim pernafasan, nafas pertama maupun keampuan menahan nafas saat berenang masih pada tahap awal, nampaknya lebih banyak yang harus dipelajari lagi. Tetapi ada satu hal yang pasti bahwa resusitasi hanya diperlukan pada 10 % bayi, kejadian palsi serebral tidak berhubungan dengan asfiksia saat persalinan, dan penanganan bayi baru lahir yang bugar hanya memerlukan membersihkan mulut dan hidung saja tidak perlu sampai orofaring atau bahkan sampai gaster. Ada satu pakar yang menyatakan bahwa satu-satunya tindakan yang dapat menurunkan nilai Apgar adalah pengisapan yang terlalu kuat.



DAMPAK TEMUAN BARU DI ATAS TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL, FETAL DAN NEONATAL



1.
perlakukan kehamilan sebagai masa yang membahagiakan bukan membahayakan
2.
ubah pandangan sehat pada bayi baru lahir dengan menambah komponen sehat mental: kecerdasan, kepribadian dan sehat sosial: penerimaan dan bonding (ikatan)
3.
ubah pandangan bahwa kehamilan dan persalinan adalah peristiwa medis tetapi juga natural
4.
rangsang janin dengan suara, musik, cerita dan permainan seabgai bagian dari asuhan antenatl
5.
hindari stres ataupun kekerasan dalam rumah tangga saat hamil
6.
anjurkan suami mengikuti proses asuhan antenatal termasuk senam hamil dan persiapan persalinan
7.
anjurkan suami ikut dalam persalinan

AddThis Social Bookmark Button

Email this post