Ketuban Pecah Dini
Sabtu, 06 September 2008
Ketuban pecah dini, yaitu pecahnya selaput ketuban jauh sebelum waktu persalinan, dapat membahayakan kehidupan janin di dalam kandungan. Namun, risiko peristiwa ini terjadi dapat dikurangi bila ibu hamil mengkonsumsi suplemen vitamin C setiap hari sejak pertengahan masa kehamilannya.
Vitamin C diketahui memiliki peran penting dalam mempertahankan selaput yang menyelubungi janin dan cairan amnion. Walaupun penelitian yang telah dilaporkan sebelum ini mengaitkan kadar vitamin C yang rendah pada ibu hamil yang memiliki risiko tinggi terhadap ketuban pecah dini atau KPD, namun belum pernah dijelaskan apakah penggunaan suplemen vitamin C dapat membantu mengurangi risiko tersebut.
Dr. Ester Casanueva dan beberapa rekannya dari the National Institute of Perinatology di Mexico City, melakukan penilaian terhadap 120 wanita hamil yang secara acak diminta untuk mengkonsumsi 100 miligram vitamin C atau plasebo non aktif (sebagai kelompok kontrol) setiap hari. Hal ini mulai dilakukan pada usia kehamilan 20 minggu.
Sejumlah 109 wanita menjalani penelitian tersebut sampai selesai, demikian dilaporkan oleh para peneliti dan dipublikasikan melalui the American Journal of Clinical Nutrition.
Mereka menemukan bahwa setelah mulai dilakukan intervensi tersebut pada usia kehamilan 20 minggu, pada kelompok kontrol terjadi penurunan kadar vitamin C, sedangkan pada kelompok suplemen terjadi peningkatan kadar vitamin C.
Suplemen vitamin C juga dikaitkan dengan penurunan risiko ketuban pecah dini. KPD terjadi pada 14 dari 56 kehamilan (25 persen) di kelompok kontrol, sedangkan pada kelompok vitamin C hanya terjadi pada 4 dari 52 kehamilan (8 persen).
Ketuban pecah dini mungkin merupakan faktor yang bertanggungjawab pada 40 persen atau lebih dari semua kasus persalinan prematur. Para peneliti menyimpulkan bahwa suplemen vitamin C dapat menjadi perangkat yang berharga dalam mempertahankan kehamilan sampai aterm.
. PENGERTIAN
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan dari jalan lahir/vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu.
Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan. Pecah selaput ketuban dapat
terjadi pada kehamilan preterm sebelum 37 minggu maupun aterm.
2. PENYEBAB
Penyebab dari ketuban pecah dini tidak atau masih belum diketahui secara jelas maka usaha preventif
tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi. Factor yang berhubungan dengan
meningkatnya insidensi ketuban pecah dini antara lain: adanya hipermotilitas rahim,
selaput ketuban terlalu tipis, multipara, cervik incompetent dan polihidramnion
3. PENGARUH KETUBAN PECAH DINI
Adapun pengaruh ketuban pecah dini terhadap ibu dan janin adalah :
a. Pengaruh terhadap ibu
1. Infeksi intapartal
2. Infaksi puerperalis
3. partus lama
4. Perdarahan post partum
5. Morbiditas dan mortalitas maternal
b. Pengaruh terhadap janin
1. Prematuritas
2. Infeksi intra uterin
3. Prolaps funiculi
4. Asfiksia neonatorum
5. Morbiditas dan mortalitas maternal
4. DIAGNOSA
Secara klinik diagnosa ketuban pecah dini tidak sukar dibuat dengan anamnesa pada klien dengan
keluarnya air seperti kencing dengan tanda-tanda yang khas sudah dapat menilai itu mengarah
ke ketuban pecah dini. Untuk menentukan betul tidaknya ketuban pecah dini bisa dilakukan dengan cara:
o Adanya cairan yang berisi mekonium, verniks kaseosa, rambut lanugo dalam liang sanggama
o Pemeriksaan abdomen uterus lunak tidak nyeri tekan
o Pemeriksaan inspekulo, lihat dan perhatikan pakah memang air ketuban keluar dari kanalis cervisis dan bagian yang sudah pecah
o Dilakukan uji kertas lakmus:
Jadi biru (basa) : air ketuban
Jadi merah (asam) : air kencing.
5. PENANGANAN
Anjuran mengenai penata laksanaan optimum dari kehamilan dengan komplikasi ketuban pecah dini tergantung pada umur kehamilan janin, tanda infeksi intra uterin dan populasi pasien. Pada umumnya lebih baik untuk membawa semua pasien dengan ketuban pecah dini ke rumah sakit dan melahirkan bayi yang berumur lebih dari 36 minggu dalam 24 jam dari pecahnya ketuban untuk memperkecil resiko infeksi infra uterin.
SUMBER PUSTAKA
Saipudin Abdul Bari, 2002, Panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, Jakarta, YBSP.
Helen Varney, 2000, Buku saku bidan, Jakarta.
IBG Manuaba, 1998, Ilmu kebidanan dan penyakit kandungan dan keluarga berencana.
Rustam mochtar, 1998, synopsis jilid I, Jakarta, penerbit buku kedokteran EGC.
Sumber Kalbe.co.id
Vitamin C diketahui memiliki peran penting dalam mempertahankan selaput yang menyelubungi janin dan cairan amnion. Walaupun penelitian yang telah dilaporkan sebelum ini mengaitkan kadar vitamin C yang rendah pada ibu hamil yang memiliki risiko tinggi terhadap ketuban pecah dini atau KPD, namun belum pernah dijelaskan apakah penggunaan suplemen vitamin C dapat membantu mengurangi risiko tersebut.
Dr. Ester Casanueva dan beberapa rekannya dari the National Institute of Perinatology di Mexico City, melakukan penilaian terhadap 120 wanita hamil yang secara acak diminta untuk mengkonsumsi 100 miligram vitamin C atau plasebo non aktif (sebagai kelompok kontrol) setiap hari. Hal ini mulai dilakukan pada usia kehamilan 20 minggu.
Sejumlah 109 wanita menjalani penelitian tersebut sampai selesai, demikian dilaporkan oleh para peneliti dan dipublikasikan melalui the American Journal of Clinical Nutrition.
Mereka menemukan bahwa setelah mulai dilakukan intervensi tersebut pada usia kehamilan 20 minggu, pada kelompok kontrol terjadi penurunan kadar vitamin C, sedangkan pada kelompok suplemen terjadi peningkatan kadar vitamin C.
Suplemen vitamin C juga dikaitkan dengan penurunan risiko ketuban pecah dini. KPD terjadi pada 14 dari 56 kehamilan (25 persen) di kelompok kontrol, sedangkan pada kelompok vitamin C hanya terjadi pada 4 dari 52 kehamilan (8 persen).
Ketuban pecah dini mungkin merupakan faktor yang bertanggungjawab pada 40 persen atau lebih dari semua kasus persalinan prematur. Para peneliti menyimpulkan bahwa suplemen vitamin C dapat menjadi perangkat yang berharga dalam mempertahankan kehamilan sampai aterm.
. PENGERTIAN
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan dari jalan lahir/vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu.
Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan. Pecah selaput ketuban dapat
terjadi pada kehamilan preterm sebelum 37 minggu maupun aterm.
2. PENYEBAB
Penyebab dari ketuban pecah dini tidak atau masih belum diketahui secara jelas maka usaha preventif
tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi. Factor yang berhubungan dengan
meningkatnya insidensi ketuban pecah dini antara lain: adanya hipermotilitas rahim,
selaput ketuban terlalu tipis, multipara, cervik incompetent dan polihidramnion
3. PENGARUH KETUBAN PECAH DINI
Adapun pengaruh ketuban pecah dini terhadap ibu dan janin adalah :
a. Pengaruh terhadap ibu
1. Infeksi intapartal
2. Infaksi puerperalis
3. partus lama
4. Perdarahan post partum
5. Morbiditas dan mortalitas maternal
b. Pengaruh terhadap janin
1. Prematuritas
2. Infeksi intra uterin
3. Prolaps funiculi
4. Asfiksia neonatorum
5. Morbiditas dan mortalitas maternal
4. DIAGNOSA
Secara klinik diagnosa ketuban pecah dini tidak sukar dibuat dengan anamnesa pada klien dengan
keluarnya air seperti kencing dengan tanda-tanda yang khas sudah dapat menilai itu mengarah
ke ketuban pecah dini. Untuk menentukan betul tidaknya ketuban pecah dini bisa dilakukan dengan cara:
o Adanya cairan yang berisi mekonium, verniks kaseosa, rambut lanugo dalam liang sanggama
o Pemeriksaan abdomen uterus lunak tidak nyeri tekan
o Pemeriksaan inspekulo, lihat dan perhatikan pakah memang air ketuban keluar dari kanalis cervisis dan bagian yang sudah pecah
o Dilakukan uji kertas lakmus:
Jadi biru (basa) : air ketuban
Jadi merah (asam) : air kencing.
5. PENANGANAN
Anjuran mengenai penata laksanaan optimum dari kehamilan dengan komplikasi ketuban pecah dini tergantung pada umur kehamilan janin, tanda infeksi intra uterin dan populasi pasien. Pada umumnya lebih baik untuk membawa semua pasien dengan ketuban pecah dini ke rumah sakit dan melahirkan bayi yang berumur lebih dari 36 minggu dalam 24 jam dari pecahnya ketuban untuk memperkecil resiko infeksi infra uterin.
SUMBER PUSTAKA
Saipudin Abdul Bari, 2002, Panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, Jakarta, YBSP.
Helen Varney, 2000, Buku saku bidan, Jakarta.
IBG Manuaba, 1998, Ilmu kebidanan dan penyakit kandungan dan keluarga berencana.
Rustam mochtar, 1998, synopsis jilid I, Jakarta, penerbit buku kedokteran EGC.
Sumber Kalbe.co.id
0 komentar: to “ Ketuban Pecah Dini ”
Posting Komentar