Rubella dan Kehamilan
Minggu, 22 Juni 2008
Di Indonesia, akhir-akhir ini mulai merebak kembali penyakit yang namanya Rubella. Dulu, dikatakan bahwa penyakit ini sudah semakin menurun angka kejadiannya di Indonesia. Namun, di Bogor bulan Juni lalu ditemukan 108 anak positif terkena Rubella dan telah dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor.
Sebenarnya apa sih yang disebut Rubella itu? Rubella atau yang sering disebut Campak Jerman ini adalah penyakit virus akut yang menyerang baik anak-anak maupun dewasa dengan gejala umum yang meliputi bercak kemerahan pada kulit, demam serta pembesaran kelenjar getah bening (lymphadenopathy).
Gejala
Bercak merah yang ditimbulkan biasanya mulai dari wajah lalu menyebar ke batang tubuh. Sedangkan kelenjar getah bening yang terlibat dan membesar biasanya kelenjar getah bening yang terletak di belakang telinga (postauricular), tengkuk (suboccipital) serta leher (cervical).
Sebenarnya apa sih yang disebut Rubella itu? Rubella atau yang sering disebut Campak Jerman ini adalah penyakit virus akut yang menyerang baik anak-anak maupun dewasa dengan gejala umum yang meliputi bercak kemerahan pada kulit, demam serta pembesaran kelenjar getah bening (lymphadenopathy).
Gejala
Bercak merah yang ditimbulkan biasanya mulai dari wajah lalu menyebar ke batang tubuh. Sedangkan kelenjar getah bening yang terlibat dan membesar biasanya kelenjar getah bening yang terletak di belakang telinga (postauricular), tengkuk (suboccipital) serta leher (cervical).
Dibanding anak-anak, jika virus ini menyerang orang dewasa biasanya mengalami gejala yang lebih berat. Mungkin disertai radang selaput mata (conjunctivitis), pilek yang berat (coryza) dan juga radang sendi (arthritis). Radang sendi ini lebih sering terjadi pada wanita.
Namun umumnya infeksi penyakit ini biasanya tidak menunjukan gejala klinis yang berarti. Gejala yang muncul hanya seperti lemas, tidak nafsu makan, demam sedikit. Virus ini menyebar lewat hubungan yang dekat (close contact) antar individu misalnya dengan orang yang tinggal serumah. Batuk dan bersin juga dapat membantu penyebaran virus ini jika orang tersebut sudah terjangkit.
Cegah sebelum hamil
Jika Anda merencanakan kehamilan ada baiknya Anda memeriksakan diri ke ahli kesehatan Anda berkaitan penyakit ini. Darah Andalah yang dapat menjadi petunjuk apakah Anda sudah kebal (imun) terhadap Rubella atau tidak. Jika dahulu Anda pernah terjangkit virus ini atau pernah divaksin yang mengandung komponen virus ini, maka tubuh Anda akan memberi respon dengan membentuk zat antibody untuk memhabisi virus tersebut. Jika di kemudian hari, Anda terserang virus Rubella kembali, tubuh Anda sudah mengenalinya. Dengan pengenalan ini, tubuh Anda akan cepat berespon menghabisi virus ini sebelum virus ini menimbulkan penyakit pada tubuh Anda.
Zat antibody ini lah yang dapat menjadi patokan apakah tubuh Anda cukup poten untuk kebal terhadap virus Rubella. Biasanya, antibody dalam tubuh Anda akan dites beberapa kali. Jika jumlah antibody Anda tetap dalam beberapa kali tes tersebut, menunjukan infeksi terjadi sudah lama terjadi dan Anda boleh bernafas lega untuk melanjutkan ke tahap kehamilan. Namun jika terjadi perubahan, mungkin Anda masih dalam keadaan terinfeksi. Anda dianjurkan melaksanakan pengobatan dahulu sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya.
Namun jika hasilnya negative, berarti Anda belum pernah terkena penyakit ini dan tubuh Anda pun belum kebal terhadapnya. Maka sangat dianjurkan untuk melakukan vaksin Rubella minimal satu bulan sebelum Anda melangkah ke tahap kehamilan. Vaksin Rubella biasanya digabungkan dengan vaksin mumps dan campak yang namanya vaksin MMR (Measles, Mumps dan Rubella)
Saat Kehamilan
Jika Anda sudah terlanjur hamil, namun belum melakukan tes kekebalan terhadap Rubella, segeralah hubungi ahli kesehatan Anda. Ahli kesehatan Anda akan mengetes darah Anda seperti yang telah dibahas di atas. Jika Anda sudah kebal, Anda dapat melanjutkan kehamilan Anda dengan tenang. Namun jika Anda belum kebal, banyak hal yang harus Anda perhatikan. Pertama, vaksin MMR tidak dapat diberikan jika Anda sedang hamil. Yang dapat Anda lakukan hanya menghindari sedapat mungkin terhadap terhadap paparan penyakit ini.
Hindari untuk pergi keluar ke tempat-tempat yang Anda tidak dapat pastikan penghuninya tidak terserang virus Rubella. Hindari juga untuk berpergian ke luar negri dimana di negara tersebut banyak yang terjangkit virus Rubella.
Pastikan anak-anak Anda yang lainnya juga sudah mendapatkan vaksin Rubella (MMR). Anggota keluarga yang sudah dewasa pun perlu ikut dipastikan bahwa mereka sudah kebal terhadap Rubella, jika tidak, ada kemungkinan bagi mereka untuk memaparkan kepada Anda.
Segeralah minta untuk divaksin setelah melahirkan untuk pencegahan pada kehamilan berikutnya jika Anda belum divaksin. Vaksin ini cukup aman diberikan pada saat menyusui. Hanya yang harus Anda perhatikan, Anda tidak boleh hamil kembali selama satu bulan (kurang lebih 28 hari) setelah dilakukan vaksin. Ini bagian Anda untuk mencegah kehamilan pada masa ini.
Jika paparan virus Rubella terjadi pada empat minggu pertama masa kehamilan pada ibu yang belum kebal, dapat menyebabkan infeksi pada janin yang dinamakan Congenital Rubella Syndrome (CRS). Tanda klasik yang timbul pada janin yang terinfeksi pada masa awal kehamilan adalah katarak, penyakit jantung, tuli dan gejala lainnya. Ini disebabkan pada awal kehamilan terjadi pembentukan organ-organ penting bayi.
Faktor yang paling menentukan tingkat kecacatan pada bayi adalah kapan terjadinya paparan infeksi. Jika terjadi pada 3 bulan pertama, 50% janin kemungkinan ikut terinfeksi, namun jika terjadi pada 3 bulan kedua, hanya satu per tiga bayi yang kemungkinan akan ikut terinfeksi.
Vaksin Rubella
Vaksin Rubella biasanya diberikan pada anak balita dua kali, yaitu pada umur 12-15 bulan dan 4-6 tahun. Namun jika vaksin diberikan diluar waktu rekomendasi vaksin ini pun aman asal jarak antara vaksin pertama dan kedua lebih dari 28 hari.
Vaksin Rubella ini sangat aman diberikan pada orang yang sehat. Vaksin ini sangat berguna untuk melindungi terkena Rubella terutama pada saat kehamilan. Salah satu sumber mengatakan tingkat keberhasilanya mencapai lebih dari 95%.
Mungkin akan mencul kemerahan atau bengkak atau nyeri pada tempat suntikan vaksin. Beberapa orang mungkin akan timbul demam atau bercak-bercak kemerahan. Mungkin juga menyebakan nyeri sendi dalam beberapa hari.
Yang tidak dianjurkan diberikan vaksin adalah orang-orang yang timbul gejala sulit bernafas atau kelainan kulit atau pembengkakan pada mulut setelah riwayat pemberian vaksin Rubella atau MMR sebelumnya. Tidak dianjurkan juga pada orang-orang yang memiliki penyakit yang berkaitan dengan sistem imun seperti misalnya penderita HIV AIDS.Zat antibody ini lah yang dapat menjadi patokan apakah tubuh Anda cukup poten untuk kebal terhadap virus Rubella. Biasanya, antibody dalam tubuh Anda akan dites beberapa kali. Jika jumlah antibody Anda tetap dalam beberapa kali tes tersebut, menunjukan infeksi terjadi sudah lama terjadi dan Anda boleh bernafas lega untuk melanjutkan ke tahap kehamilan. Namun jika terjadi perubahan, mungkin Anda masih dalam keadaan terinfeksi. Anda dianjurkan melaksanakan pengobatan dahulu sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya.
Namun jika hasilnya negative, berarti Anda belum pernah terkena penyakit ini dan tubuh Anda pun belum kebal terhadapnya. Maka sangat dianjurkan untuk melakukan vaksin Rubella minimal satu bulan sebelum Anda melangkah ke tahap kehamilan. Vaksin Rubella biasanya digabungkan dengan vaksin mumps dan campak yang namanya vaksin MMR (Measles, Mumps dan Rubella)
Saat Kehamilan
Jika Anda sudah terlanjur hamil, namun belum melakukan tes kekebalan terhadap Rubella, segeralah hubungi ahli kesehatan Anda. Ahli kesehatan Anda akan mengetes darah Anda seperti yang telah dibahas di atas. Jika Anda sudah kebal, Anda dapat melanjutkan kehamilan Anda dengan tenang. Namun jika Anda belum kebal, banyak hal yang harus Anda perhatikan. Pertama, vaksin MMR tidak dapat diberikan jika Anda sedang hamil. Yang dapat Anda lakukan hanya menghindari sedapat mungkin terhadap terhadap paparan penyakit ini.
Hindari untuk pergi keluar ke tempat-tempat yang Anda tidak dapat pastikan penghuninya tidak terserang virus Rubella. Hindari juga untuk berpergian ke luar negri dimana di negara tersebut banyak yang terjangkit virus Rubella.
Pastikan anak-anak Anda yang lainnya juga sudah mendapatkan vaksin Rubella (MMR). Anggota keluarga yang sudah dewasa pun perlu ikut dipastikan bahwa mereka sudah kebal terhadap Rubella, jika tidak, ada kemungkinan bagi mereka untuk memaparkan kepada Anda.
Segeralah minta untuk divaksin setelah melahirkan untuk pencegahan pada kehamilan berikutnya jika Anda belum divaksin. Vaksin ini cukup aman diberikan pada saat menyusui. Hanya yang harus Anda perhatikan, Anda tidak boleh hamil kembali selama satu bulan (kurang lebih 28 hari) setelah dilakukan vaksin. Ini bagian Anda untuk mencegah kehamilan pada masa ini.
Jika paparan virus Rubella terjadi pada empat minggu pertama masa kehamilan pada ibu yang belum kebal, dapat menyebabkan infeksi pada janin yang dinamakan Congenital Rubella Syndrome (CRS). Tanda klasik yang timbul pada janin yang terinfeksi pada masa awal kehamilan adalah katarak, penyakit jantung, tuli dan gejala lainnya. Ini disebabkan pada awal kehamilan terjadi pembentukan organ-organ penting bayi.
Faktor yang paling menentukan tingkat kecacatan pada bayi adalah kapan terjadinya paparan infeksi. Jika terjadi pada 3 bulan pertama, 50% janin kemungkinan ikut terinfeksi, namun jika terjadi pada 3 bulan kedua, hanya satu per tiga bayi yang kemungkinan akan ikut terinfeksi.
Vaksin Rubella
Vaksin Rubella biasanya diberikan pada anak balita dua kali, yaitu pada umur 12-15 bulan dan 4-6 tahun. Namun jika vaksin diberikan diluar waktu rekomendasi vaksin ini pun aman asal jarak antara vaksin pertama dan kedua lebih dari 28 hari.
Vaksin Rubella ini sangat aman diberikan pada orang yang sehat. Vaksin ini sangat berguna untuk melindungi terkena Rubella terutama pada saat kehamilan. Salah satu sumber mengatakan tingkat keberhasilanya mencapai lebih dari 95%.
Mungkin akan mencul kemerahan atau bengkak atau nyeri pada tempat suntikan vaksin. Beberapa orang mungkin akan timbul demam atau bercak-bercak kemerahan. Mungkin juga menyebakan nyeri sendi dalam beberapa hari.
Referensi
Gershon, Anne. Rubella (German Measles). Harrison’s Principles of Internal Medicine 16th Ed. McGraw-Hill. 2005.
Wolff, Klaus, et al. Fitzpatrick’s Color & Synopsis of Clinical Dermatology. McGraw-Hill. 2005.
US Department of Health and Human Service. Measles, Mumps & Rubella Vaccines: What You Need to Know. 2003
Campak di Indonesia. www.penyakitmenular.info
Campak Jerman Serang Bogor. www.tempointeraktif.com
German Measles (Rubella) During Pregnancy. www.babycenter.com
Pregnancy and Rubella – Patient UK. www.patient.co.uk
Prevention Congenital Rubella Syndrome. www.cps.ca
Rubella (German measles) in pregnancy www.caringforkids.cps.ca
Rubella (German Measles). www.babycenter.com
Vaksinasi campak Jerman saat hamil, berbahayakah? www.penyakitmenular.info
0 komentar: to “ Rubella dan Kehamilan ”
Posting Komentar